Pagi itu.... mungkin hari keberuntungan buat Rizki. Gimana enggak? Pagi ini Rizki baru aja membeli laptop keluaran terbaru dengan harga yang sangat terjangkau buat seorang mahasiswa yang tinggal di kosan macam Rizki ini. Laptop tersebut di beli Rizki dari seorang tak dikenal di stasiun depok. Rizki nggak nyangka, laptop keluaran terbaru itu bisa ia beli dengan harga yang bener-bener gak sesuai. Setelah transaksi berlangsung, Rizki langsung meluncur ke Jakarta.
Siang itu..... Rizki dan kelima temannya sedang hangout di salah satu cafe di Jakarta, Rizki membawa serta laptop baru nya itu. Dan untuk kali pertama Rizki menyalakan laptopnya itu. Standar. Tidak ada yang aneh. Meskipun harganya murah, tetapi ini memang laptop berkualitas, Rizki enggak mikir aneh-aneh lagi.
Rizki sedang memesan makanan ketika laptopnya di periksa oleh kawan-kawannya itu. Ternyata banyak dokumen-dokumen aneh dalam laptop itu. Karena agak heran dan penasaran, teman-temannya itu memeriksa isi folder satu persatu. Memang data-data aneh, bukan bahan skripsi seperti isi laptop yang dimiliki mahasiswa pada umumnya.
"Ki, sebenernya ini laptop siapa? kok datanya gini semua?" tanya Hana penasaran.
"Hah? itu? laptop gua, hm.... sebenernya gue baru beli tadi pagi. Gue gak kenal sama orang itu, tapi orang itu ngasih harga murah banget guys! gak mikir lagi gue langsung ambil aja. Lagian juga orang itu kayaknya lagi butuh duit banget." Rizki menjelaskan dengan santai nya. Semua teman-temannya heran mendengar cerita Rizki.
"Lo sama-sekali gak curiga kalo ini Laptop hasil curian atau semacamnya?" Adit langsung mengajukan pertanyaan.
"tadinya gue juga mikir gitu, tapi entah lah. Gue udah tertarik duluan" jawab Rizki yang duduk di balik laptopnya.
"coba cek foto-fotonya yuk.. kayaknya masih baru" saran Gita tiba-tiba.
keempat temannya langsung menyaksikan layar laptop. Terlihat seorang laki-laki berfoto bersama istri dan kedua anaknya, dengan latar rumah dengan halaman luas. Tiba-tiba Hana dan Gita berteriak dan menutup wajah mereka dengan tangan. Adit dan Ghani juga ikut mundur dari layar laptop.
"eh! ada apaan si? kenapa teriak-teriak liat laptop gue? ada apaan? malu tuh diliatin orang" Rizki yang belum mengetahui bertanya seperti orang bodoh.
"ki, gue rasa ada yang aneh sama laptop lo. Lo cek sendiri dah kalo gak percaya. apa apaan maksut lo naro foto gitu?" Ghani memberi saran, sambil memberi laptop ke Rizki dan beralih ke minumannya.
"hah? lo semua kenapa sih? ini laptop belom gue taro apa-apa. ada apaan disini? kasih tau kenapa." Rizki memohon
"yakin belom lo isi apa-apa? trus tadi foto laki-laki lagi berlumuran darah itu dari mana? kok bisa muncul tiba-tiba gitu?" Adit nyamber.
"boong lo? entahlah. mungkin foto si pemilik sebelum gue. ada dimana tadi?" Rizki beralih ke laptopnya.
folder foto kembali di buka Rizki. Tidak ada foto aneh. Akhirnya Rizki memutuskan untuk menyudahi mengutak-atik laptopnya karena nampaknya teman-temannya itu mulai rada takut.
Rizki akhirnya memutuskan untuk pulang................ ke kosan.
cerita ini masih panjang. masih ada lanjutan nya. hanya saja........................ gue belum terlalu berani untuk 'ngetik' kelanjutan ceritanya. pensaran?penasaran? enggak? yaudah gak gausah gue lanjutin aja ya?
Di kosan, karena masih dilanda rasa penasaran, Rizki mengutak-atik kembali laptop itu. Rizki sama sekali tidak menambahkan folder di laptop itu. Untuk mengerjakan skripsinya saja Rizki masih harus menggunakan komputer butut diujung kamar kosnya itu. Sedikit sesal karena belum bisa menggunakan laptop barunya itu.
Saat itu adzan maghrib,...... Hanan, tetangga kos Rizki mengajak nya untuk sholat maghrib berjamaah. Namun Rizki menolak karena sedang asik dengan laptop barunya. Ketika sedang asik membuka folder foto-foto, tiba-tiba....................... "WAAAAAAAAA"
teriakan apa itu?
foto apakah yang muncul di layar laptop Rizki?
penasaran? penasaran?
"heh! apaan sih lo? maghrib maghrib gini teriak teriak kayak orang kesambet!" Zaki, tetangga satunya masuk ke kamar Rizki karna mendengar teriakan.
"eh itu.. anu.... foto.." Rizki terbata-bata
"foto apaan? aduh....... lo lulus sd gak sih? ngomong aja terbata-bata gitu?"
"jadi gini, gue, laptop, tadi... barusan di laptop gue tiba-tiba aja ada gambar kepala laki-laki penuh darah muncul di layar gue. sorry tadi ngagetin lo sama tentangga-tetangga." jelas Rizki sedikit lebih tenang.
"eh? itu laptop lo? baru ya? liat dong.." Zaki malah menghampiri laptop itu, dan mulai memainkannya. Baru saja Zaki memainkan dan membuka beberapa folder, laptop itu mati serentak dengan matinya listrik di kosan itu.
Esoknya...... Rizki memutuskan untuk bertemu dengan keempat temannya kemarin.
"guys... bantuin gue dong. Laptop gue ini kayaknya bermasalah serius. Kemaren gue ngeliat dengan mata-kepala gue sendiri gambar yang mungkin kemaren lo maksut. Jadi sekarang gue minta tolong sama kalian cariin orang pinter kek atau apa yang bisa ngilangin foto itu, soalnya gue rasa foto itu beneran ada." Mohon Rizki kepada keempat temannya.
"hah? bantuin? nyelesaiin ini? gue sih mau. tapi sorry banget nih gue harus bener-bener ngerjain skripsi" Adit memberi tanggapan pertama kali.
"gue juga sama kayak adit. sorry" ucap Gita.
"lo bertiga gimana? paling enggak kasih tau gue deh orang pinter yang bisa bantuin gue tapi jangan yang pake jampi jampi segala macem" pinta Rizki sekali lagi.
"kita bertiga bisa kok, nunjukin rumah orang pinter ini. Gue tau dia, lumayan kenal sih. Tapi rumahnya lumayan jauh dari stasiun Depok. Gak mungkin jalan kaki ke sana" Ghani memberi jawaban.
"Gue ikut. Pake mobil gue aja" sambut Hana.
"okelah. makasih ya! lo semua emang sahabat-sahabat terbaik gue.. gue traktir deh makan yang ini." ucap Rizki bersemangat.
Jam 3 mereka meninggalkan cafe itu dan segera Rizki, Ghani, dan Hana meluncur ke tempat yang dimaksud Ghani. Dua jam kemudian, mereka tiba di sebuah rumah besar, dengan halaman yang sangat luas. Satpam yang berjaga di rumah itu membuka kan gerbang, dan mempersilahkan bertemu dengan 'nyonya' pemilik rumah.
Ketiga mahasiswa itu dipersilahkan masuk oleh seorang perempuan yang sepertinya pelayan di rumah itu. Menit berikutnya, muncul nyonya rumah itu...
"Selamat sore, oh hai Ghani? apa kabar? hari yang cerah ya? duh.. mau bertemu dengan Kang Hadi ya? sudah buat janji?"
"Sore tante. Ini .... iya Ghani mau ketemu Kang Hadi tan, tapi Ghani belum buat janji. temen Ghani ada yang butuh bantuan." Sapa Ghani sopan
"Oh mendadak rupanya, ehm ayolah ikut tante ke belakang" Nyonya Ratih berkata sambil memimpin ke arah belakang rumahnya.
Terlihat seorang lelaki sedang berjalan mengitari kolam ikan dengan santainya.
"Pak, ini...."
"Iya iya Bapak tahu. Hallo. Ehm... saya sudah mengetahui tujuan kalian. Ayo duduk di sini dan jelaskan sejelas jelasnya, nak" Kang Hadi segera mempersilahkan mereka duduk di saung halaman belakang rumahnya. Rizki sedikit gugup ketika hendak memulai ceritanya. Namun di tengah ia mulai lancar sampai akhir.
"Coba tunjukkan kepada saya benda itu, siapa tau bisa saya selesaikan"
Rizki mengeluarkan laptop itu dari tasnya dan membuka nya di hadapan Kang Hadi, orang pintar itu.
Kang Hadi lumayan lama menatap laptop itu. Tidak bergerak, mulut nya mencoba mengucapkan kata-kata dan berkomunikasi dengan benda itu. setelahitu....
setelah itu apa? apa foto aneh itu muncul lagi?
"Rizki, foto itu memang ada. Itu memang terjadi kepada pemilik laptop ini, baru saja beberapa hari yang lalu. Kalau kamu ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya, kita bisa selidiki kasus ini bersama-sama. Arwah pemilik laptop tidak bisa tenang jika orang yang membunuhnya belum tertangkap, dan keluarganya juga sedang merindukan kepulangannya saat ini" Jelas Kang Hadi.
Rizki, Hana, dan Ghani saling tatap. dan Rizki bicara "Kang Hadi, ada baiknya kalau......."
apakah Rizky ingin menyelesaikan kasus ini?
apakah arwah tersebut akhirnya masih menghantui Rizki?
Penasaran? penasaran?
"heh! apaan sih lo? maghrib maghrib gini teriak teriak kayak orang kesambet!" Zaki, tetangga satunya masuk ke kamar Rizki karna mendengar teriakan.
"eh itu.. anu.... foto.." Rizki terbata-bata
"foto apaan? aduh....... lo lulus sd gak sih? ngomong aja terbata-bata gitu?"
"jadi gini, gue, laptop, tadi... barusan di laptop gue tiba-tiba aja ada gambar kepala laki-laki penuh darah muncul di layar gue. sorry tadi ngagetin lo sama tentangga-tetangga." jelas Rizki sedikit lebih tenang.
"eh? itu laptop lo? baru ya? liat dong.." Zaki malah menghampiri laptop itu, dan mulai memainkannya. Baru saja Zaki memainkan dan membuka beberapa folder, laptop itu mati serentak dengan matinya listrik di kosan itu.
Esoknya...... Rizki memutuskan untuk bertemu dengan keempat temannya kemarin.
"guys... bantuin gue dong. Laptop gue ini kayaknya bermasalah serius. Kemaren gue ngeliat dengan mata-kepala gue sendiri gambar yang mungkin kemaren lo maksut. Jadi sekarang gue minta tolong sama kalian cariin orang pinter kek atau apa yang bisa ngilangin foto itu, soalnya gue rasa foto itu beneran ada." Mohon Rizki kepada keempat temannya.
"hah? bantuin? nyelesaiin ini? gue sih mau. tapi sorry banget nih gue harus bener-bener ngerjain skripsi" Adit memberi tanggapan pertama kali.
"gue juga sama kayak adit. sorry" ucap Gita.
"lo bertiga gimana? paling enggak kasih tau gue deh orang pinter yang bisa bantuin gue tapi jangan yang pake jampi jampi segala macem" pinta Rizki sekali lagi.
"kita bertiga bisa kok, nunjukin rumah orang pinter ini. Gue tau dia, lumayan kenal sih. Tapi rumahnya lumayan jauh dari stasiun Depok. Gak mungkin jalan kaki ke sana" Ghani memberi jawaban.
"Gue ikut. Pake mobil gue aja" sambut Hana.
"okelah. makasih ya! lo semua emang sahabat-sahabat terbaik gue.. gue traktir deh makan yang ini." ucap Rizki bersemangat.
Jam 3 mereka meninggalkan cafe itu dan segera Rizki, Ghani, dan Hana meluncur ke tempat yang dimaksud Ghani. Dua jam kemudian, mereka tiba di sebuah rumah besar, dengan halaman yang sangat luas. Satpam yang berjaga di rumah itu membuka kan gerbang, dan mempersilahkan bertemu dengan 'nyonya' pemilik rumah.
Ketiga mahasiswa itu dipersilahkan masuk oleh seorang perempuan yang sepertinya pelayan di rumah itu. Menit berikutnya, muncul nyonya rumah itu...
"Selamat sore, oh hai Ghani? apa kabar? hari yang cerah ya? duh.. mau bertemu dengan Kang Hadi ya? sudah buat janji?"
"Sore tante. Ini .... iya Ghani mau ketemu Kang Hadi tan, tapi Ghani belum buat janji. temen Ghani ada yang butuh bantuan." Sapa Ghani sopan
"Oh mendadak rupanya, ehm ayolah ikut tante ke belakang" Nyonya Ratih berkata sambil memimpin ke arah belakang rumahnya.
Terlihat seorang lelaki sedang berjalan mengitari kolam ikan dengan santainya.
"Pak, ini...."
"Iya iya Bapak tahu. Hallo. Ehm... saya sudah mengetahui tujuan kalian. Ayo duduk di sini dan jelaskan sejelas jelasnya, nak" Kang Hadi segera mempersilahkan mereka duduk di saung halaman belakang rumahnya. Rizki sedikit gugup ketika hendak memulai ceritanya. Namun di tengah ia mulai lancar sampai akhir.
"Coba tunjukkan kepada saya benda itu, siapa tau bisa saya selesaikan"
Rizki mengeluarkan laptop itu dari tasnya dan membuka nya di hadapan Kang Hadi, orang pintar itu.
Kang Hadi lumayan lama menatap laptop itu. Tidak bergerak, mulut nya mencoba mengucapkan kata-kata dan berkomunikasi dengan benda itu. setelahitu....
setelah itu apa? apa foto aneh itu muncul lagi?
"Rizki, foto itu memang ada. Itu memang terjadi kepada pemilik laptop ini, baru saja beberapa hari yang lalu. Kalau kamu ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya, kita bisa selidiki kasus ini bersama-sama. Arwah pemilik laptop tidak bisa tenang jika orang yang membunuhnya belum tertangkap, dan keluarganya juga sedang merindukan kepulangannya saat ini" Jelas Kang Hadi.
Rizki, Hana, dan Ghani saling tatap. dan Rizki bicara "Kang Hadi, ada baiknya kalau......."
apakah Rizky ingin menyelesaikan kasus ini?
apakah arwah tersebut akhirnya masih menghantui Rizki?
Penasaran? penasaran?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar