Kamis, 05 Januari 2012

Laptop baru Rizki part 2.


"Rizki, foto itu memang ada. Itu memang terjadi kepada pemilik laptop ini, baru saja beberapa hari yang lalu. Kalau kamu ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya, kita bisa selidiki kasus ini bersama-sama. Arwah pemilik laptop tidak bisa tenang jika orang yang membunuhnya belum tertangkap, dan keluarganya juga sedang merindukan kepulangannya saat ini" Jelas Kang Hadi.

Rizki, Hana, dan Ghani saling tatap. dan Rizki bicara "Kang Hadi, ada baiknya kalau kita cari tahu. Saya pribadi sih sebenernya penasaran juga. Tapi apa gak bisa Kang Hadi ceritakan ke saya aja?"
"Saya lebih suka mencari tahu, takut salah kalau saya katakan" Kang Hadi menjawab sopan. "Tetapi tampaknya hari sudah gelap, ada baiknya kita mulai esok hari saja. Makan malamlah di rumah saya"
Rizki, Hana dan Ghani menerima tawaran Kang Hadi untuk makan malam bersama. Selesai makan malam, tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 23.00, sudah terlalu larut untuk pulang. Tetapi jika Hana tidak pulang, maka akan panjang urusannya. Akhirnya Hana pulang bersama supir pribadinya, Ghani dan Rizki sendiri bermalam di rumah Kang Hadi. Kang Hadi tidak keberatan menerimanya, karena kebetulan banyak kamar yang kosong karena tidak ditempati anak-anak nya yang sedang kuliah di luar negeri.

Sebelum tidur, Ghani dan Rizki sepakat untuk mencari tahu tentang kasus pembunuhan beberapa hari terakhir di internet. Dan mereka menemukan sebuah berita tentang kasus terbunuhnya seorang laki-laki berusia sekitar 40an di daerah yang tidak jauh dari salah satu Stasiun di depok. Mereka sepakat untuk mengambil kesimpulan bahwa ini adalah kasus yang mereka cari. Akan tetapi mereka harus menunggu esok hari dan apa yang akan di tunjukkan oleh Kang Hadi.

Esoknya....... Rizki dan Ghani yang sangat bersemangat mencari asal-usul laptop ini bangun amat pagi. Untunglah Kang Hadi mengerti dan ikut bersiap-siap.
Pukul enam Waktu Indonesia bagian Barat mereka meluncur dengan sedan metalik milik Kang Hadi. Mereka menuju ke sebuah stasiun. Ternyata memang ke arah stasiun yang semalam Rizki dan Ghani temukan di internet. Tiba di stasiun itu, mobil Kang Hadi masih terus melaju dan tidak berhenti sama sekali. Rizki dan Ghani saling pandang, heran. Tak lama kemudian mobil itu berhenti di dekat stasiun yang sudah tidak di pakai. Tidak banyak orang disana, hanya saja ada beberapa polisi yang berjaga. Kang Hadi turun diikuti Rizki dan Ghani. Kang Hadi berbicara dengan salah seorang polisi itu. Polisi itu mengatakan "telah terjadi kasus pembunuhan beberapa hari yang lalu di belakang stasiun ini. Korban nya adalah laki-laki berusia sekitar 40an. Kematiannya belum dapat di pastikan apa penyebab sebenarnya. Tetapi sebelum terbunuh, laki-laki tersebut disiksa terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang di pinggir sungai itu". Penjelasan mengerikan itu di beberkan oleh kepala polisi yang menyelidiki kasus tersebut. Kang Hadi kemudian bertanya tentang alamat rumah korban. Polisi memberikannya, dan Kang Hadi mengucapkan terima kasih sambil memberi 'sedikit' ucapan terima kasih, dan meninggalkan lokasi tersebut.
Mobil itu kemudian meluncur ke alamat yang diberikan polisi. Sampai lah mereka di halaman rumah yang luas. Rizki dan Ghani mengenali rumah tersebut, benar. Rumah itu adalah latar belakang foto-foto yang ada dalam laptop Rizki. Karangan bunga ucapan turut berduka cita tersebar dimana-mana. Kesedihan dan kehilangan menyelimuti rumah tersebut. Dengan hati-hati Kang Hadi di ikuti Rizki dan Ghani melangkah masuk ke dalam rumah.
Rumah itu sepi. Di ruang tamunya terduduk seorang wanita berusia sekitar 30an bersama anak yang di pangkunya. Kang Hadi menghampiri dengan sangat hati-hati. Mereka berbicara sedikit, kemudian wanita itu menjelaskan "hari itu... tidak biasanya bapak pulang terlambat. Biasanya bapak selalu makan malam di rumah, entah kenapa malam itu bapak tidak pulang seperti biasanya. Meskipun sorenya, bapak bilang ada urusan yang harus di selesaikan di kantor. Itu kali terakhir bapak menghubungi saya" Wanita itu mulai bercerita, dan tatapannya menerawang, "Saat makan malam bapak belum juga pulang, ketika saya hubungi, tidak bisa karena handphone nya tidak aktif sejak sore. Malam itu memang malam buruk. Harusnya saya sadar akan kegelisahan saya malam itu, harusnya saya memang menyadari ada yang tidak beres malam itu.!Anak saya yang paling kecil menangis terus dan anak saya yang pertama tidak berhenti memanggil papanya. Saya juga ketika sedang membuatkan susu untuk sikecil, tiba-tiba saja saya memecahkan gelas. Malam itu saya mecoba untuk tenang, walaupun tidak bisa. Saya mencoba tegar dihadapan anak-anak saya. Sampai akhirnya, keesokan harinya saya mendengar kabar itu..." wanita itu tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Airmatanya terjatuh lagi, "suami saya tidak memiliki musuh. Hubungannya dengan orang lain sangat baik, dan bahkan setahu saya dia tidak punya hutang. Tetapi kenapa ada yang tega membunuh dia? apakah pembunuh tidak berfikir tentang keadaan keluarga yang akan ditinggalkan orang yang dibunuh itu?!" Sekali lagi, rasa iba menyelimuti rumah itu. Rizki ganti mendekati wanita itu dan berkata.................


apa yang dikatakan Rizki?
apakah Rizki memberikan tissue kepada wanita itu?



"ehm, maaf tante, ini.... apakah milik suami tante?" ucap Rizki perlahan sambil memberikan laptop itu.
wanita itu menatap benda yang diberikan Rizki, "iya. ini laptop bapak. kamu menemukannya dimana?"
dan..... Rizki mengulang cerita yang sudah beberapa kali iya beberkan kepada orang-orang disekitarnya, dan menjelaskan dengan yang sejelas-jelas nya.
Tidak lama setelah itu, polisi yang tadi mereka temui di stasiun datang dan mengabarkan bahwa pelaku sedang dalam proses pencarian. Dipastikan pembunuh adalah kawan korban, pelaku membunuh karena urusan bisnis. 
Rizki dan Ghani lega, Kang Hadi tersenyum kecil melihat mereka berdua. Rizki memutuskan untuk mengihklaskan uang latop itu. Semua berakhir disini, pikir Rizki.
"ikhlas ya tante, harus ikhlas" Rizki sedikit memberi semangat.



Esoknya....
"hai Riz? Masih mau beli laptop murah di sembarangan orang?" ledek Hana dan keempat karibnya yang baru saja selesai mendengarkan penjelasan dari Ghani, dan kebetulan Rizki baru saja datang.
"gak lagi lagi gue beli laptop di sembarangan orang kayak gitu! beh! jadi tau kasus beginian kan gua" keluh Rizki, dan diikuti tawa kelima sahabatnya.





Akhirnya gak seru ya? gak seru kan? terserah sih mau bilang apa. Ini kan cuma iseng muehehe:p
sampai bertemu lagi guys~ keep visit and read!;D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar